AKU ADALAH KELUARGA SEORANG PETANI
Suara
kumandang adzan subuh bergema ke seluruh penjuru desa, itu pertanda malam telah
berganti pagi, rasanya aku enggan beranjak dari peraduan tapi demi kewajibanku
kepada Sang Pencipta akhirnya aku bersegera mengambil air wudu dan segera pula
bergegas melaksanakan sholat subuh.
Pagi ini aku
awali hari dengan berangkat ke kebun kalo bahasa desa saya neng tegal hhh perkebunan di desaku terutama cengkeh dan kedua
kakau, kelapa dan masih banyak lagi seperti biasa ditemani bapak, bapak aku
selain petani juga bekerja di bangunan, oh ya.. kalau ibu aku sedang bekerja sebagai
tkw di singapure. Aku adalah seorang petani atau pekebun, selain bertani kami
juga beternak, tidak hanya sapi dan kambing, kami juga beternak ayam,dan ikan, kalau
ikan sih cuman untuk lauk sendiri hhhh. semua kami lakukan untuk mencukupi
perekonomian kami sekeluarga, namaku Arwan tapi biasa dipanggil teman-teman ku
dengan nama kancel meskipun nama itu lucu dan tidak sopan karena kancel kan
nama binatang tapi bagiku itu biasa aja. umur aku 20 tahun, aku anak ketiga
dari dua saudara, kakak pertamaku bernama andik dia ikut nenekku dan tidak
tinggal bersamaku dan kakak keduaku bernama kosman dia suadah menikah dan telah
dikaruniai 1 orang anak dari istrinya bernama riris dan dia juga tidak tinggal
bersamaku. Tapi rumahku bersampingan dengan rumah embahku.
Aku sangat
bangga dengan kedua orang tuaku mereka bekerja keras demi mencukupi kebutuhan
sehari-hari dan pendidikan kami, hingga aku sudah lulus sekolah, dan baru lulus
pada tahun 2013. Aku tidak melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi
karena sehabis lulus sekolah aku langsung dipanggil sekolah untuk mengikuti diklat perindustrian di surabaya selama kurang lebih saru bulan setelah itu saya langsung ditempatkan bekerja disalah satu perusahaan di
surabaya bidang garment dan pernah dipindah ke PT garmen di sragen Jawa Tengah. Dan kira-kira sudah sekitar 1 tahun di sragen aku
keluar karena aku sakit. Dan sekarang beginilah aku lebih memilih menjadi
seorang petani. Sempat aku mengikuti diklat pertanian di Asrama Haji kota
Madiun untuk mewakili desaku. Disana sangat banyak sekali pemuda-pemudi yang
mewakili semua desa se Kabupaten Madiun. Disana kami diajarai semua caranya di
bidang bertani, berkebun, perikanan, peternakan, dan cara membuat pupuk pupuk dari bahan organik hingga menjadi petani /
pengusaha yang sukses. Dan setah selesai disana Saya dianjurkan untuk ikut
magang ke jepang dengan dibiayai gratis dari pemerintah. Dan saya sempat ingin
ikut dan beberapa kali ditelfon dari pihak pertanian pernah juga didatangi di rumah saya tapi akhirnya saya tidak jadi ikut magang ke Jepang. Karena saya lebih memilih menjadi petani di
desaku saja hingga aku sukses.
Dan Kakak
pertamaku andik dia bekerja sebagai petugas di tempat pariwisata di di desaku
yang cukup ramai selain bekerja disana dia juga bekerja sambilan mengikuti Orkes
dangdut untuk tampil di tempat-tempat hajatan ataupun perayaan. Dan dia juga seorang petani.
Kalau kakak
keduaku dia seorang petani dan pekebun dan bekerja sambilan mengikuti sound sistem
di tempat pamanku.
aku bangga sekali bisa membantu orang tuaku.
aku bangga sekali bisa membantu orang tuaku.
Orang tuaku
mendidik ku menjadi anak yang sabar, berjiwa besar, pantang menyerah, serta
ikhlas menerima apa yang Allah kasih, maka dari itu sejak kecil aku tak pernah
malu dengan kehidupan kami yang sederhana, dulu ketika masih Sekolah Dasar, aku
ke sekolah tanpa alas kaki, waktu itu bapak tak mampu membelikan sepatu, tapi
toh aku tetap ke sekolah tanpa rasa malu, untungnya tidak hanya aku yang
bersekolah tanpa sepatu, banyak teman-temanku yang nasibnya sama seperti aku
dan untungnya lagi pihak sekolah maklum itu.dan semua ada hikmahnya, ketika
musim hujan datang aku tak pernah susah jalan di pematang sawah yang licin. Aku
masih ingat juga ketika Sekolah Menengah Pertama teman-temanku mulai memakai
sepeda, karena jarak sekolahan cukup jauh. Aku yang tak memiliki sepeda sendiri
harus jalan kaki ketika ke sekolah, dan bisa di bayangkan aku sering datang
terlambat, lama-kelamaan bapak kasihan kepadaku, akhirnya bapak menjual kambing
dan membelikan sepeda, sebenarnya kambing itu tabungan bapak untuk biaya nanti
kelak bila aku masuk SMA.
Aku tak
pernah lupa kenangan waktu kecil, karena dari situlah aku bisa bercermin dan
aku tak akan melupakan jasa kedua orang tuaku yang telah berkorban banyak demi
aku dan kakak-kakakku,
aku bahkan tak pernah malu menjadi petani dan mempunyai
orang tua seorang petani. Aku justru merasa bangga karena kalau tak ada kami
dan petani-petani lainnya mungkin semua orang akan kelaparan karena tak ada
yang menanam padi secara tidak langsung kami juga termasuk pahlawan
hhhhhhhhhhhhh.
Bapak dan
ibu juga jadi pahlawan bagi aku, karena perjuangan beliaulah aku bisa
memperoleh pendidikan yang layak. Bapak dan ibuku menginginkan kelak kehidupan
anak-anaknya jauh lebih baik dari kehidupannya sekarang, meskipun bapak dan
ibuku hanya tamatan Sekolah Dasar tapi
beliau ingin anak-anaknya bersekolah
setinggi-tingginya sampai mencapai gelar sarjana. Aku harus mewujudkan
cita-cita beliau dengan cara rajin belajar, supaya cita-cita aku menjadi sarjana
pertanian terwujud. Aku ingin membangun desa, aku ingin kehidupan perekonomian
para petani disini jauh lebih baik, aku ingin kehidupan kami semua lebih
sejahtera, aku berjanji akan mewujudkannya kelak.SALAM SUKSES DARIKU UNTUK SEMUA PETANI Di INDONESIA
Madiun, 25 Maret 2016
penulis: Khoirul Arwan
0 Comments